Sejarah
kasus Enron
Enron
dibentuk pada tahun 1985 oleh sebuah perusahaan “ Houston Natural Gas” dengan
“InterNorth” (penyalur gas alam melalui pipa), sebuah Perusahaan lain dalam
pemipaan minyak sebagai hasil merger yang diwajibkan oleh peraturan perundangan
Pemerintah federal Amerika. Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan
pembangkit listrik “Portland General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Sebelum
tahun 1997 berakhir, manajemen mengubah perusahaan tersebut menjadi “Enron
Capital and Trade Resources” yang menjadi perusahaan Amerika terbesar yang
memperjualbelikan gas alam serta listrik. Pendapatan meningkat drastis dari $ 2
milyar menjadi $ 7 milyar dengan karyawan yang juga tumbuh dari 200 orang
menjadi 2.000 orang.
Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron Online” (EOL) pada bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan program ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron di Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai “one of the most admired and innovative companies in the world” (Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif) selama enam tahun berturut-turut.
Kasus
Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding
pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di
tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di
belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu
perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di
Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut
dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat. Pada kasus Enron ini, lembaga-lembaga eksternal juga ikut bertanggung jawab terjadinya kasus tersebut. Diantaranya;
1.
Auditor
Arthur
Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor akuntan
Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan
kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted
accounting practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga
menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari
akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan
akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan
$50 juta untuk biaya konsultasi.
2.
Konsultan hukum
Konsultan
hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh Enron. Konsultan
hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas strategi,
struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron. Sama dengan
Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide dan aktivitas
ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak memberikan
informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs.
3.
Regulator
Enron
sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi oleh
Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan
pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya
dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar negara.
4. Pasar ekuitas
Sebagai
perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi
dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam atau
melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada
testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor perusahaan (Arthur
Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi peraturan perdagangan di
NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand.
Proses
pengusutan juga membuahkan suatu penemuan yang menarik, yaitu kisah pemusnahan
ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron
oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen. Pada tanggal 12 Oktober 2001
Arthur Andersen menerima perintah dari para pengacara Enron untuk memusnahkan
seluruh materi audit, kecuali berkas-berkas yang paling dasar. Selain
penghancuran dokumen, terungkap pula adanya kemitraan Enron dengan perusahaan
“kosong”, seperti Chewco dan JEDI. Perusahaan dengan nama yang terkesan
main-main (Chewco dan JEDI adalah karakter dalam Star Wars) ini membuat para
eksekutif Enron yang mengemudikannya kaya raya, dan Enron membuat pembukuan off
balance sheet atas kerugian ratusan juta dolar sehingga tersembunyi dari mata
investor dan pihak lain. Komplikasi skandal ini bertambah, karena belakangan
diketahui banyak sekali pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika
Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini. Tujuh
puluh persen senator, baik dari Partai Republik maupun Partai Demokrat, pernah
menerima dana politik.
Kasus
Enron juga melatarbelakangi munculnya Sarbanes Oxley. Sarbanes Oxley adalah
nama lain dari undang-undang reformasi perlindungan investor (The Company
Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002) yang ditandatangani
George Bush bulan Juli tahun 2002 lalu. Banyak yang menyebutkan bahwa
undang-undang ini adalah reaksi keras regulator AS terhadap kasus Enron pada
akhir tahun 2001. Inti utama dari undang-undang ini adalah upaya untuk lebih
meningkatkan pertanggungjawaban keuangan perusahaan publik (good corporate
governance). Undang-undang ini berpengaruh signifikan terhadap manajemen
perusahaan publik, akuntan publik (auditor), dan pengacara yang berparaktek di
pasar modal. Mengingat sifatnya yang sangat ketat dan berdampak luas,
undang-undang ini terbilang kontroversial dan menjadi polemik hingga sekarang.
Kasus
Worldcom
Worldcom
pada awalnya merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama
tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan
telekomunikasi lain yang kemudian meningkatkan pendapatannya dari $152 juta
pada tahun 1990 menjadi $392 milyar pada 2001, yang pada akhirnya menempatkan
worldcom pada posisi ke 42 dari 500 perusahan lainnya menurut versi majah
fortune.
Akuisisi
yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat worlcom mengambil alih
perusahaan MCI yaitu perusahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada
bidang telekomunikasi jarak jauh. Dan pada tahun yang sama Worldcom membeli
perusahaan UUNet, Compuserve, dan jaringan data AOL (american Online) yang
mengukuhkan posisi Worldcom menjadi operator no 1 dalam infrastruktur internet. Pada
tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada Worldcom yaitu terlalu
besarnya kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998
Amerika mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur
internet berkurang drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan Worldcom
yang menurun drastis sehingga pendapatan ini jauh dari yang diharapkan. Padahal
untuk biaya akuisisi dan untuk membiayai investasi infrastruktur Worldcom
menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang.
Pada
awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai mengalami
kemerosotan yang disebabkan oleh dot-com buble. Pendapatan mengalami penurunan
dan utang semakin banyak. Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Melihat
kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan
David Myers sebagai auditor senior memutuskan mengambil langkah keluar dengan
cara mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang mereka tempuh. Yang pertama,
mereka membukukan ‘line cost‘ sebagai pemasukan, padahal pada kenyataannya
merupakan pengeluaran. Dan yang kedua, mereka meningkatkan pendapatan dengan
entri akun palsu yang ditulis sebagai “akun pendapatan perusahaan yang tidak
teralokasi”.
Cynthia
Cooper salah satu auditor internal WorldCom merasa ada sesuatu yang tidak beres
dengan pelaporan keuangan di situ. Kecurigaannya semakin nyata ketika dia
menanyakan perihal keuangan kepada Sullivan, sang CFO yang dibalas dengan
menyuruhnya untuk tidak ikut campur. Pada masa-masa itu WorldCom menggunakan
jasa perusahaan Arthur Andersen sebagai auditor eksternal independen. Sedangkan
Arthur Andersen sendiri dalam terlilit skandal Enron tidak lama yang lalu. Jadi
bisa dibilang kredibilitas perusahaan Arthur Andersen sendiri mulai
dipertanyakan. Cynthia
bersama beberapa rekannya membentuk sebuah tim kecil untuk melakukan
investigasi. Pada bulan Mei mereka berhasil menemukan sebuah lubang pada
laporan keuangan perusahaan mereka.
Cooper
lalu memutuskan menghubungi kepala komite audit mengenai penemuan timnya. Pada
tanggal 20 Juni diselenggarakan rapat komite audit dewan direksi untuk
mendengarkan Cooper dan Sullivan. Pada pertemuan itu sang CFO berusaha
menjelaskan strategi akuntasi yang dilakukan dia dan berusaha mendapat dukungan
dari para dewan, namun gagal. Pada tanggal 24 Juni, komite audit meminta
Sullivan dan Myers untuk mengundurkan diri sebelum rapat dewan direksi hari
berikutnya jika tidak ingin diberhentikan.
Myers
mengundurkan diri. Sedangkan Sullivan enggan mengundurkan diri, sehingga
dipecat. Pada hari berikutnya WorldCom mengumumkan kenyataan keadaan keuangan
perusahaan mereka keluar. Akhirnya seluruh dunia mengetahui kalau perusahaan
ini telah memalsukan pendapatannya sebanyak 3,8 miliar dolar US. Perusahaan
WorldCom kemudian menyatakan dirinya pailit. Kebangkrutan WorldCom merupakan
kebangkrutan terbesar dalam sejarah Amerika pada saat itu dengan nilai asetnya
sebesar 103,9 miliar dolar US dan dengan total utang 41 milyar dolar US. Pada
tahun 2004 Worldcom berubah nama mnjadi MCI, dan CEO Worldcom diganti dari
Ebbers menjadi john Sidgemore. Scott D. Sullivan didakwa dengan hukuman penjara
maksimum 25 tahun penjara sedangkan Ebbers didakwa dengan hukuman penjara lebih
dari 25 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar