Hari Buruh pada umumnya dirayakan pada tanggal 1 Mei, dan
dikenal dengan sebutan May Day. Hari buruh ini adalah sebuah hari libur (di
beberapa negara) tahunan yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk
merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh.
Hari buruh di
Indonesia
Indonesia pada tahun 1920 juga mulai
memperingati hari Buruh tanggal 1 Mei ini.
Ibarruri Aidit (putri sulung D.N. Aidit) sewaktu kecil
bersama ibunya pernah menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional di Uni
Sovyet, sesudah dewasa menghadiri pula peringatan Hari Buruh Internasional 1
Mei 1970 di Lapangan Tian An Men RRC pada peringatan tersebut menurut dia hadir
juga Mao Zedong, Pangeran Sihanouk dengan istrinya Ratu Monique, Perdana
Menteri Kamboja Pennut, Lin Biao (orang kedua Partai Komunis Tiongkok) dan
pemimpin Partai Komunis Birma Thaksin B Tan Tein.
Tapi sejak masa pemerintahan Orde Baru hari
Buruh tidak lagi diperingati di Indonesia, dan sejak itu, 1 Mei bukan
lagi merupakan hari libur untuk memperingati peranan buruh dalam masyarakat dan
ekonomi. Ini disebabkan karena gerakan buruh dihubungkan
dengan gerakan dan paham komunis yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di
Indonesia.
Semasa Soeharto berkuasa, aksi untuk peringatan May Day
masuk kategori aktivitas subversif, karena May Day selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis.
Konotasi ini jelas tidak pas, karena mayoritas negara-negara di dunia ini (yang
sebagian besar menganut ideologi nonkomunis, bahkan juga yang menganut prinsip
antikomunis), menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan
menjadikannya sebagai hari libur nasional.
Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan hari libur,
setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan
demonstrasi di berbagai kota.
Kekhawatiran bahwa gerakan massa buruh yang dimobilisasi
setiap tanggal 1 Mei membuahkan kerusuhan, ternyata tidak pernah terbukti.
Sejak peringatan May Day tahun1999 hingga 2006 tidak pernah ada
tindakan destruktif yang dilakukan oleh gerakan massa buruh yang masuk kategori
"membahayakan ketertiban umum". Yang terjadi malahan tindakan represif aparat
keamanan terhadap kaum buruh, karena mereka masih berpedoman pada paradigma
lama yang menganggap peringatan May Day adalah subversif dan
didalangi gerakan komunis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar